Juri Rakyat - Sunguh terlalu berat cobaan yang diberikan kepada pasangan suami istri yang bernama Mani (40) Muksan (50) , warga Dusun Betes Desa Ellak Daya, Kecamatan Lenteng, Sumenep ini. Pasangan yang hanya bermata pencaharian sebagai buruh tani ini telah melahirkan anak yang kelima dengan tubuh yang kurang sempurna.
Bayi ini terlahir dengan cacat di bagian dzuburnya. Bayi tersebut lahir dengan memiliki anus yang tidak berlubang. Akibatnya bayi yang baru berumur 5 hari tersebut sering mengalami muntah-muntah dan menangis karena perutnya kembung yang disebabkan tidak bisa buang air besar.
Mani merasa tidak tega melihat buah hatinya tersebut menangis hingga menjerit. Hingga saat ini tubuh anaknya pun semakin melemah. Apa yang bisa ia lakukan karena tidak mempunyai cukup uang untuk melakukan operasi.
“ Saya ikut menangis meronta-ronta, tangis saya semakin menjadi bila melihat perut anak saya kembung,” sambungnya.
Sang ayah pun tidak bisa berbuat banyak, ia hanya bisa melihat anaknya yang kesakitan tersebut. Karena penghasilannya yang pas-pasan ia tidak bisa melakukan operasi untuk pembuatan anus.
“ Saya pasrah aja sama yang maha kuasa, kalau dia memang ditakdirkan hidup maka ia akan hidup, habis mau gimana lagi kalau kondisi ekonomi keluarga kami seperti ini,” timpal Muksan memelas.
Muksan kebingungan ketika disinggung soal biaya operasi. Tapi di sisi lain, ia juga tidak mau jika sampai anaknya meninggal karena tidak memiliki anus. Ia akan sangat bersyukur jika ada yang mau memberikan bantuan donasi untuk biaya operasi anaknya.
Bayi tersebut terlahir dengan cara normal pada Jumat (26/9/2014) sekitar pukul 21.30 di rumahnya. Ketika diketahui duburnya ternyata tidak berlubang, maka bayi malang ini langsung dilarikan ke rumah sakit daerah untuk mendapat perawatan medis. Karena tidak ada biaya, keluarga terpaksa membawa pulang bayi tersebut.
Keluarga mengatakan bahwa pihak Rumah Sakit sempat menolak bayi tersebut karena peralatan yang dimiliki kurang memadai dan menyarankan keluarga untuk membawanya ke Surabaya untuk dioperasi. Tapi keluarga menolak dan akhirnya bayi itu kini dirawat dirumahnya.
“Kami baru tahu informasi itu dari sampeyan sekarang, sebelumnya kami tidak mendapat laporan ada bayi tanpa anus masuk rumah sakit,” kata Laos Susantina, kasi Informasi RSD dr. Moh. Anwar Sumenep, Selasa (30/9/2014).
Disinggung soal penolakan perawatan bayi tersebut oleh pihak rumah sakit, pihaknya membantah hal itu. Menurutnya, kemungkinan petugas rumah sakit meminta persetujuan keluarganya untuk dirujuk ke rumah sakit di Surabaya, karena peralatan medis di rumah sakit Sumenep tidak memadai untuk pasien dengan cacat tubuh tanpa anus tersebut.
Banyak pertimbangan yang dilakukan oleh para dokter dalam menangani kasus langka seperti ini.
Sehingga dokter menyarankan pihak keluarga membawa bayi tersebut ke Surabaya, atau ke rumah sakit lain yang pralatan medisnya lebih lengkap
Bayi ini terlahir dengan cacat di bagian dzuburnya. Bayi tersebut lahir dengan memiliki anus yang tidak berlubang. Akibatnya bayi yang baru berumur 5 hari tersebut sering mengalami muntah-muntah dan menangis karena perutnya kembung yang disebabkan tidak bisa buang air besar.
Mani merasa tidak tega melihat buah hatinya tersebut menangis hingga menjerit. Hingga saat ini tubuh anaknya pun semakin melemah. Apa yang bisa ia lakukan karena tidak mempunyai cukup uang untuk melakukan operasi.
“ Saya ikut menangis meronta-ronta, tangis saya semakin menjadi bila melihat perut anak saya kembung,” sambungnya.
Sang ayah pun tidak bisa berbuat banyak, ia hanya bisa melihat anaknya yang kesakitan tersebut. Karena penghasilannya yang pas-pasan ia tidak bisa melakukan operasi untuk pembuatan anus.
“ Saya pasrah aja sama yang maha kuasa, kalau dia memang ditakdirkan hidup maka ia akan hidup, habis mau gimana lagi kalau kondisi ekonomi keluarga kami seperti ini,” timpal Muksan memelas.
Muksan kebingungan ketika disinggung soal biaya operasi. Tapi di sisi lain, ia juga tidak mau jika sampai anaknya meninggal karena tidak memiliki anus. Ia akan sangat bersyukur jika ada yang mau memberikan bantuan donasi untuk biaya operasi anaknya.
Bayi tersebut terlahir dengan cara normal pada Jumat (26/9/2014) sekitar pukul 21.30 di rumahnya. Ketika diketahui duburnya ternyata tidak berlubang, maka bayi malang ini langsung dilarikan ke rumah sakit daerah untuk mendapat perawatan medis. Karena tidak ada biaya, keluarga terpaksa membawa pulang bayi tersebut.
Keluarga mengatakan bahwa pihak Rumah Sakit sempat menolak bayi tersebut karena peralatan yang dimiliki kurang memadai dan menyarankan keluarga untuk membawanya ke Surabaya untuk dioperasi. Tapi keluarga menolak dan akhirnya bayi itu kini dirawat dirumahnya.
“Kami baru tahu informasi itu dari sampeyan sekarang, sebelumnya kami tidak mendapat laporan ada bayi tanpa anus masuk rumah sakit,” kata Laos Susantina, kasi Informasi RSD dr. Moh. Anwar Sumenep, Selasa (30/9/2014).
Disinggung soal penolakan perawatan bayi tersebut oleh pihak rumah sakit, pihaknya membantah hal itu. Menurutnya, kemungkinan petugas rumah sakit meminta persetujuan keluarganya untuk dirujuk ke rumah sakit di Surabaya, karena peralatan medis di rumah sakit Sumenep tidak memadai untuk pasien dengan cacat tubuh tanpa anus tersebut.
Banyak pertimbangan yang dilakukan oleh para dokter dalam menangani kasus langka seperti ini.
Sehingga dokter menyarankan pihak keluarga membawa bayi tersebut ke Surabaya, atau ke rumah sakit lain yang pralatan medisnya lebih lengkap
No comments:
Post a Comment