Snuggle House di Madison, Wisconsin menawarkan jasa pelukan selama satu jam dengan harga USD 60 atau sekitar Rp 720 ribu. Pejabat Madison menilai jika bisnis ini adalah bentuk lain dari prostitusi.
Berpelukan dikhawatirkan bisa menimbulkan kekerasan seksual. Namun, Snuggle mengklaim jika sentuhan bisa membantu orang untuk menghilangkan stres.
Karena adanya dugaan prostitusi ini, polisi melakukan penyelidikan dan pengacara lokal sedang menyusun rancangan usulan aturan baru soal pelukan.
“Tak ada celah (kekerasan seksual) itu tak akan terjadi. Tak ada pelanggaran untuk pria, tapi saya tak tahu pria mana yang hanya ingin memeluk,” kata asisten pengacara kota Jennifer Zilavy.
Tidak hanya Snuggle, dalam dekade terakhir, banyak bisnis pelukan tumbuh menjadi industri rumahan. Polisi di Rochester, NY mengatakan, tak ada keluhan tentang bisnis pelukan. Bahkan di Snuggle Stars, terapi pelukan di San Francisco menawarkan paket yang menawarkan kebutuhan seperti keintiman dan sentuhan.
Seks Educator di Seattle, Len Daley, menjelaskan organisasi Cuddly Party melatih sekitar 100 orang di lima benua untuk menjalankan sesi pelukan.
Direktur eksekutif di kantor pusat Cuddle Party di Montgomery, Alabama, Belly Martin menjelaskan, peserta di Cuddle Party harus memakai pakaian dan mengatakan tidak untuk tawaran seks.
“Orang berpikir jika ada sentuhan harus ada seks,” kata Martin.
Snuggle House menyediakan beberapa kamar tidur dengan lantai kayu dan menyediakan empat staff yang bisa kalian pilih sebagai pasangan berpelukan, satu laki-laki dan tiga perempuan. Namun, pengacara kota Zilavy menilai jika kata Snuggle House terdengar seperti tempat prostitusi
No comments:
Post a Comment